Bermunajad atau berdoa kepada Allah
bisa dengan atau tidak dengan perantara, Akan tetapi sesungguhnya,
ketika kita berdoa selalu ada beberapa perantara yang dilibatkan, yaitu;
mencakup keadaan pribadi orang,tingkat kepatuhan,amal perbuatan ,
ketulusan dan keikhlasan seseorang .Jadi menurut Syeikh Muhammad Hisyam
Kabbani berdoa atau bermunajad kepada Allah dengan melalui perantara tidak Syirik.Disebutkan dalam eksiklopedia of islamic doctrine voume 4,Nabi Muhammad saw menjelaskan kepada para sahabat dan semua umat,Beliau berkata kepada Abu Bakr
al Shidiq : “Pertolongan tidak diperoleh karena aku.Pertolongan
diperoleh (hanya) karena Allah”.Beliau tidak mengatakan kepada Abu Bakr :
“Haram meminta pertolongan kepadaku, karena hal itu sama saja
menyekutukan kepada Allah” (al suyuthi, jami’ al hadits 496,no2694)
Maksud Nabi saw adalah ia bukanlah sumber pertolongan,melainkan hanya
pemberi syafaat paling utama untuk mendapatkan pertolongan Allah.
Makna
hadist itu didukung ayat qur’an :”…… engkau tidaklah melempar ketika
melempar,tetapi Allahl lah yang melempar……”.(QS al Anfal[8] :17), dan
“Bahwa orang yang berjanji setia kepadamu sesungguhnya mereka berjanji
setia kepada Allah………..”.(al Fath[48]:10).Bahkan nabi bersabda :Aku
tidak membuatmu bosan,tetapi Allah lah yang membuatmu bosan ‘(bukhari
Muslim).Jadi hadis : “….pertolongan tidak diperoleh karena aku berarti
bahwa meskipun akulah yang diminnta pertolongan pada hakikatnya bukan
aku yang diminntai pertolongan,melainkan Allahh
Ibnu katsir ra,menyebutkan bahwa syi’ar (slogan) umat islam pada
peristiwa perang Yamamah adalah :” Ya Muhamadah ( Wahai nabi
Muhammad,tolonglah)”.Ia berkata :Khalid bin walid membawa (bendera) dan
menyerang sampai melewati musuh untuk mencari Musailamah (al
Kadzdzab,Sang pembohong).Setelah berhasil membunuhnya,dia kembali dan
berhenti di dekat Shiffin seraya berkata: “Saya adalah putra Walid bin
‘Ud serta putra ‘Amir dan Zaid “.Kemudian dia berseru dengan slogan
ummat islam.Slogan mereka ketika itu adalah :Ya Muhammadah ( wahai
Muhammad,tolonglah ) (Al Bidayah wa Al Nihayah VI :324)
Diriwiyatkan
dari Haitsam bin khunus dia berkata :”Kami pernah berada dekat Abdullah
bin Umar r.a.Kaki terasa bergetar (panas dingin) seseorang berkata
kepadanya:”Coba sebutkan orang yang kau cintai.Dia berkata :Ya
Muhammadah;(Wahai Muhammad,tolonglah).Tiba tiba dia sembuh seperti
terlepas dari suatu ikatan.
Ada
juga riwayat dari Mujahid r.a:”seorang yang kakinya tampak panas dingin
berada dihadapan ibnu abbas r.a beliau berkata padanya: ” Coba anda
sebutkan orang yang paling anda cintai,orang itu menjawab : ” Muhammad
saw”.Maka hilanglah penyakitnya itu; Riwayat ini disebutkan oleh syeikh
Ibnu Tamiyah dalam kitab AL KALIM AL THAYYIB pada pasal ke 47 hal
165,Itulah contoh tawasul dalam bentuk panggilan, demikian ditulis oleh
DR.Muhhammad Al maliki al Hasani
Dalam
enciclopedia of islamic doctrine Syeikh Muhammad Hisyam kabbani menulis
;diriwayatkan bahwa seorang buta datang kepada nabi Muhammad saw dan
berkata:”Mohonkan kepada Allah agar DIA menolongku”.Beliau menjawab
:”Jika kau kehendaki,aku akan menunda ini, dan jika lebih baik
bagimu,aku akan berdoa kepada Allah Yang Maha suci”.Orang buta itu
berkata:”Berdoalah kepadanNYA nabi Muhammad berkata kepada orang buta
itu:”IDZAB FA TAWADHDHA’ WA SHALLI RA’ATAIN TSUMMA QUL ( Pergilah
berwudlu,dan shalatlah dua rakaat lalu katakan ): Ya Allah,
aku memohon kepada MU ( as’aluka) dan menghadap kepadaMU (atawajjahu
ilayka) melalui NabiMU (bi nabiyyika Muhammad),nabi pembawa rahmat;Hai
Muhammad ( ya Muhammad),aku menghadap kepadamu kepada Tuhanku
menyampaikan kebutuhanku ini ( inni attawajjahhu bika ila rabbi fi
hajati hadzihi – versi lain menyebutkan :(inni astsfi’u bika ala rabbi
fi raddi bashari – akumeminta kepada Tuhanku dengan syafatmu untuk
mengembalikan penglihatanku, Ya Allah..izinkan ia memberi syafaat untuku
: Allahumma…Syaffi’hu fiyya. (diriwyatkan: Ahmad (4:138no
17246-17247;Tirmidzi;Hasan sahih garib,Da’awat,bab119;Ibn Majjah:kitab Iqamah
al shalat wal sunnah,bab tentang shalat al Hajat no 1385,dengan tegas
dinyatakan sahih oleh lima belas ulama hadis termasuk ibn Hajar,al
Dzahabi,al Syaukani,dan Ibn Tamiyah).’
Selanjutnya
syeikh menjelaskan :Perintah hadis ini berlaku umum untuk semua umat
islam,tidak dibatasi untuk ,orang,tempat, atau waktu tertentu.ia berlaku
bagi semua generasi hingga akhir yaman kecuali ada dalil lain dari nabi
Nabi
tidak hadir secara fisik ketika doa itu dibacakan, karena beliau
berkata kepada orang buta itu ” pergilah dan berwudlu……tanpa menambahkan
:”lalu kembali kepadaku “seorang yang tidak hadir dihadapan anda.
berarti ia tidak ada,sama saja apakah ia masih hidup atau siudah
neninnggal dunia.
Abu said al khudri
r.a meriwayatkan bahwa rosulullah saw bersabda:”Barang siapa
meningalkan rumahnya untuk shalat dan berkata:”Ya Allah aku memohon
kepadaMU,dengan kebenaran orang yang meminta kepadaMU dan aku memohon
kedaMU dengan kebenaran orang yang berada di jalanMU yang tengah ku
tempuh tanpa sikap ceroboh,sombong apalagi besar kepala dan tanpa
mengharapkan pujian.Aku melangkah untuk menjauhi diri dari murkaMU dan
untuk mencari ridlamu.Karena itu aku memohon perlindunganMU dari api
neraka dan agar engkau mengampuni dosaa dosaku,sebab tak ada yang
mengampuni dosa dosa selain KAU”. Niscaya Allah akan menerimaya dan
tujuh puluh ribu malaikat akan memohon ampunan NYA
Dari
anas ibn malik bahwa nabi saw berkata:”Ya Allah,berikan ampunanMU
kepada ibuku,fatimah binti asad luaskan tempat yang akan
dimasukinya(kuburnya) dengan kebenaran nabiMU dan kebenaran nabi nabi
yang dtang sebelunku.
Hadis
diatas menurut syeikh Muhammad Hisyam kabbani,menunjukankan bukti bahwa
tidak ada perbedaan orang yang hidup maupun orang yang sudah meninggal
dalam konteks tawasul,dan inilah contoh tawasul melalui para nabi.Sedang
hadist abu said kurdhi:”Ya Allah aku meminta kepadaMU dengan kebenaran
orang orang yang meminta kepadaMU,merupakan tawasul melalui kaum muslim
secara umum.baik yang hidup maupun yang sudah meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar