PERAN WIRID DALAM KEHIDUPAN HATI
Sebagian kita mengartikan WIRID ; sebagai
rangkaian doa dan zikir di amalkan seorang salik ,yang diberikan oleh
seorang guru kepada murid.Dalam Ensiklopedia Tasawuf disebutkan ;Wirid
berasal dari kata arab WIRID, jamaknya Awrad yang berarti kumpulan zikir
dan do’a do’a kepada Allah.Pembacaan wirid sangat dianjurkan,wirid
merupakan do’a do’a pendek atau formula formula untuk memuja Tuhan dan
memuji Muhammad saw,dan membacanya dalam hitungan tertentu sekian
kali,pada jam jam yang telah ditentukan yang dipercaya akan memperoleh
keajaiban atau paling tidak akan mendatangkan manfaat.
Didalam Kamus Tasawuf juga
disebutkan,WIRID jamaknya AURAD.Wirid adalah seruan yang mengandung
permohonan tertentu kepada Allahswt.Wirid diartikan juga dengan do’a
do’a yang diucapkan berulang ulang setiap hari.Dalam istilah tassawuf
adalah doa yang diulang pada waktu tertentu saetiap hari biasanya
sesudah shalat wajib.Rangkaian kalimat qurani,biasanya dibaca sejumlah
seratus kali ataulebih.Kalimat kalimat tersebut merupakan pelatihan yang
menumbuhkan konsentrasi keagamaan sehari hari.Kalimat kalimat wirid
biasanya dibaca oleh kelompok kelompok thariqat dan juga kelompok
lainya.Gaya dan model aurad sangat beragam,tetapi pada umumnya
mengandung permohonan ampunan(istigfar), shalawat nabi, dan syahadah.
Menurut hemat kami pengertian
pengertian tentang wirid tersebut diatas merupakn pengertian wirid yang
sempit.Sebenarnya WIRID mempunyai arti yang lebih luas yaitu WIRID
adalah amal amal kebaikan dalam islam termasuk do’a dan dzikir yang
dilakukan oleh penempuh jalan menuju Allah ( salik).Jadi wirid tidak
hanya membaca doa dan dzikir tapi melakukan amal ibadah ibadah lain juga
bisa disebut WIRID.Seperti dijelaskan oleh Syeikh Ahmad bin Muhammad
bin ‘Ajibah al hasani dalam kitabnya : Iqazh al Himam fi Syarh al Hikam
;versi Indonesia :”Lebih dekat kepada Allah ” terjemahan :Abdul Halim
S,Ag );bahwa WIRID menurut istilah adalah dzikir dan ibadah lainya yang
ditetapkan seorang hamba kepada dirinya sendiri atau ditetapkan seorang
guru kepada muridnya.
Syeikh Sa’id Hawa rahimaullah dalam
kitabnya : Mudzakiraat fi manzilis shidiqien wa rabbaniyyin ;terjemahan :
imran effendi menjelaskan panjang lebar tentang wirid .Wirid wirid
harian adalah kehidupan hati,dengan wirid ,hati menjadi terang bersih
dan tenteram,shalat adalah wirid khusus sementara amal amal dalam islam
lainya merupakan wirid umum.Menurut syeikh ‘Athaillah rahimaullah:
seorang arif tak pernah meninggalkan ibadah, maka padukanlah ibadah
dengan ma’rifat, sebab orang yang hanya melakukan ibadah dan zuhud tanpa
memperoleh ma’rifah akan surut semangat ibadahnya.Agar gambaran
ma’rifah tak menyimpang maka beliau menjelaskan bahwa ma’rifah hakiki
itu ada di akhirat, sedangkan keharusan kita didunia ini hanya
memperhatikan ciptaanNYA dan menyelami sifat sifatNYA.
Wirid wirid harian diperlukan agar
supaya hati seorang salik yang sedang menempuh perjalanan menuju Allah
berada dalam kesadaran.Seperti kita ketahui bahwa ketika ruh dimasukan
dalam jasad atau tubuh maka seketika itu pula ruh tersebut menjadi
tawanan jasad atau tubuhnya,sehingga ruh terpengaruh oleh tuntutan
tuntutan jasad.dan inilah yang mjenyebabkan dirinya terhijab (tertutup
tabir).padahal azalnya hati ini telah mengenal Allah seperti difirmankan
Allah swt :
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِى اَدَ مَ مِنْ ظُهُوْ رِهِمْ ذ ُرِّ يَّتَهُمْ وَاَشْـهَدَ هُـمْ عَلَي
اَنْفُــسِهِمْ اَلَسْتُ بِــرَبِّكُــمْ قاَ لُوْا بَلىَ شَــهِد ناَ اَنْ تَــقُــوْ لُــوْا يَـــوْمَ
الْقِيَــمَةِ اِناَّ كُــنَّا عَــنْ هَــذَا غَا فِلِــيْــنَ .
“Dan (ingatlah)
ketika Tuhanmu mengeluarkan anak anak adam dari sulbi mereka Dan Allah
mengambil kesaksian terhadap ruh mereka(seraya berfirman):”BukanKah AKU
ini Tuhanmu?”,mereka menjawab,”Betul (Engkau Tuhan kami),kami bersaksi
(Kami lakukan yang demikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak
mengatakan :’Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini ‘.” (Al
‘Araf(7):172 )
Akan tetapi ketika ruh sudah masuk
kedalam raga maka beragam tuntutan jasadpun memberinya perubahan yang
berpengaruh langsung kepada hati.Bila cahaya yang menyinari hati begitu
kuat,maka sesorang dapat menangkis beragam desakan tubuh,tetapi jika
sesorang melakukan dosa ,maka hatinya tertitik noda noktah hitam.
Oleh karena itu agar hati seseorang
tetap dalam kondisi tertentu, maka ia harus menjaga beberapa hal
tertentu.Karena itu ibadah disyariatkan kepada kita, baik wajib maupun
yang sunat,agar dapat mengisi dan mewarnai keadaan yang ada diri
seseorang.Hati bukan hanya satu, kondisi bukan hanya satu dan pengaruh
yang membekaspun bukan hanya satu macam, karena ini dan hal lainya,maka
disyari’atkan kepada kita hal hal yang wajib dan nafilah ( sunat yang
sangat dianjurkan).Sebagian syariat nafilah itu diserahkan kepada kita
agar seseorang dapat mengambil,sesuai dengan kapsitas dirinya,kebutuhan
hatinya, dan keadaan yang meliputinya.Allah berfirman :
بَلِ الا ِنْـساَنُ عَــلَى نَــفْسِــهِ بَــصِيْــرَةً . وَلَوْ اَلْـقَى مَــعاَ ذِيـرَهُ .
“Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri.Dan meskipun dia
Mengemukakan alasan alasannya.” (Al Qiyamah(75):14-15)
Orang yang hidup dalm lingkungan yang
kacau harus lebih gencar mencuci hatinya katimbang orang yang hidup
dalam lingkungan mesjid misalnya.dan inilah sebagian hikmah, mengapa hal
hal yang nafilah (sunat) tidak terikat;karena faktor tertentu, maka
tingkat kebutuhan sesorang berbeda, ada yang sedikit ada Pula yang
banyak.maka setiap orang hemdaklah mengatur segala urusan agar hatinya
tetap dalam kondisi tertentu.Jika ia tidak memperhatikan hal itu maka
bisa jadi tiba tiba hatinya tertutup, lalu makin tebal,tapi tetap tidak
merasa.Karena itu setiap hari seseorang harus mencuci hatinya, dan
sholat dianggap alat pencuci yang utama.Setiap rukun islam mempunyai
peran dalam pencucian hati,tetapi sholat yang kontinyu sangat ampuh
sekali mengkilapkan/menjernihkan hati dan jiwa,lebih lebih bila sholat
ditunaikan dengan segenap kesempurnaan.Allah berfirman :
….. اِنَّ الصَّــلَو ةََ َ تَـنْهىَ عَـنِ الْفَـحْـشَآ ءِ وَالمُـنْــكَرِ……
“…..Sesungguhnya sholat itu mencegah dari hal hal keji dan mungkar……
(al-Ankabut /29:45)
Selain sebagai penghalang nafsu dari
melakukan kekejian dan kemungkaran, sholat juga sebagai juga senagai
pembasuh ruhani, karena pada dasarnya sholat harus dilakukan dalam
suasana ruhani tertentu.Pasti menyimpan hikmah kebaikan jika sholat itu
diwajibkan pada malam issro’ mi’roj tepatnya ketika mi’raj.Dari sinilah
para ahli perjalanan menuju Allah berpendapat bahwa ketika seorang
menunaikan sholat rohaninya naik melambung ke alam arwah.
Orang yang setiap hari membawa
ruhaninya naik melalui shalat shalatnya, maka ia akan menjadikan
ruhaninya benar benar suci.Jika seorang benar benar berdiri menegakkan
shalatnya,seraya memperhatikan makna makna yang terkandung
didalamnya,seperti sujud, rukuk,sholawat kepada nabi,memuji Allah,berdoa
beristighfar dan membaca al qur’an sesungguhnya ia telah membersihkan
ruhaninya.Jika seseorang melaksanakan sholat wardu dengan sempurnadan
rapih ,maka berarti ia mencuci ruhani jiwa dan hatinya sebanyak lima
kali.Jika sholat wajib dipadu dengan sholat sholat sunat, seperti sunat
rawatib, witir, qiyamul lail, sholat dhuha, maka tak pelak lagi hatinya
akan menjadi bersih dan berkilau.Tanpa pencucian yang terus menerus
dengan sholat ruhani akan bertanbah kotor,jiwanya makin kusam dan
hatinya kian menjadi gelap.
Ari Ibnu Mas’ud rahimaullah, dia menuturkan, rosulullah bersabda :
” Kalian akan terbakar,
kalian akan terbakar !namun jika kalian sholat subuh,makaAkan
dicucinya.Kalian akan terbakar kalian akan terbakar,namun jika kalian
sholat Dhuhur maka akan dicucinya.Kalian akan terbakar kalian akan
terbakar namun jika kalian sholat as’ar maka akan dicucinya.Kalian akan
terbakar kalian akan terbakar namun jika kalian sholat maghrib maka akan
dicucinya.Kalian akan terbakar Kalian akan terbakar namun jika kalina
sholat ‘isya’ maka akan dicucinya, kemudian kalian tidur maka tiada
keawjiban bagi kalian hingga kalian bangun .” (HR Tabrani )
Apabila wirid yang kontinyu itu
menyatu dengan sholat maka proses pencucian akan makin besar
pengaruhnya.Raosulullah saw mempunyai berbagi wirid yang menyatu dengan
sholat sholatnya dan sungguh betapa banyak sholat dan wirid beliau.Dalam
satu rekaat saja rosulullah memmbaca surat al baqarah. Al imron, an
nisa’.
Ibnu Umar berkata :
“Dalam satu majlis (saja) kami hitung
Rosulullah melafalkan doa:Rabbighfirlii wa tub ‘alayya innaka antat
tawwabur rohim (yaTuhanku ampunilah aku dan berilah aku
taubat,sesungguhnyaEngkau maha pemberi taubat lagi penyayang ) “.(HR Abu
dawud ,tirmidzi)
‘Aisyah berkata : “Rasulullah berdzikir kepada Allah dalam semua waktu “.
(HR Muslim)
Shalat, doa, dzikir selepas sholat, doa
dan dzikir pada saat tertentu, doa dikala malam dan siang serta dzikir
dzikir bebas semua itu bisa menopang pencucian dan pembersihan ruhani
dan hati yang terus menerus.Namun jika melalaikan berarti tiada
pembersihan,peringatan dan penerangan baginya hingga terkadang sampai
kepada kekufuran.
Sesungguhnya sesorang yang menginginkan
kesempurnaan ibadah dan ubudiyah, demi meraih hati yang tetap terang dan
menerangi maka tiada jalan lain kecuali harus melazimkan wirid wirid
harian yang dipadu dengan shalat.Seorang yang tidak punya pencucian
harian yang kontinyu bagi hatinya, maka ia berada dalam bahaya.Maka
setiap muslim hendaknya mengobati hatinya setiap hari, hingga ia selalu
siap untuk berjumpa dengan Allah yang maha suci .Inilah keadaan yang
kita warisi dari Rasulullah saw. Dan inilah yang harus dimiliki setiap
Muslim khusunya yang ingin menempuh perjalanan menuju ALLAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar