SYARI’AT TAREKAT HAKEKAT
Syari’at, tariqat, haqiqat menuju kemuliaan
Dengarlah yang tersirat dalam gambaran
Yang tersurat dalam bisikan.
Ibarat Bahtera itulah Syariat
Ibarat samudera itulah tharikqat
Ibarat mutiara itulah haqiqat
Syari’at ibarat kapal / bahtera, sebagai instrument, Tarekat ibarat lautan sebagai wadah yang mengantar tujuan.Haqiqat ibarat mutiara yang sangat berharga dan banyak mafaatnya.
Syari’at ibarat pelita;ia menerangi jalan,tanpa pelita kalian tak dapat berjalan, ketika sedang menapaki jalan kalian sedang menempuh tarekat, dan ketika telah sampai pada tujuan itulah hakekat.
1.SYARI”AT
4.HAKIKAT
Dalam
dunia tasawuf istilah tersebut diatas sangat populer;Syari’at
Tarikat-Tarekat (Thariqat) Hakikat -Hakekat (haqiqat) adalah rangkaian
sarana / jalan menuju Allah dan satu sama lain tidak bisa
dipisahkan.Syeikh Sayyid Abi Bakar Ibnu Muhammad Syatha,dalam syair
hikmahnya mengatakan :
Inilah Jalan penghidupan keyakinanSyari’at, tariqat, haqiqat menuju kemuliaan
Dengarlah yang tersirat dalam gambaran
Yang tersurat dalam bisikan.
Inilah
gambaran jalan menuju Allah melalui Syariat, tariqat, haqiqat, melalui
jalan ini seseorang akan mudah mengawasi ketakwaannya dan menjauhi hawa
nafsu.Tiga jalan utama ini menjadi sarana bagi orang orang beriman
menuju akhirat tanpa boleh meninggalkan salah satu dari tiga tersebut.
Syari’at
tanpa haqiqad, adalah sifat orang yang beramal hanya untuk memperoleh
surga, menurut syeikh Sayyid Abi Bakar Ibnu Muhammad ,Bagi orang yang
beramal karena memperoleh surga,ada atau tidak adanya syari’at sama saja
keadaannya,karena ia beranggapan;masuk surga itu semata mata anugerah
Allah.dan inilah syariat yang kosong.
Haqiqat
tanpa syari’at menjadi batal,Syeikh Ibn Muhammad Syatha mencontohkan
:bila ada seorang yang memerintahkan sahabatnya mendirikan sholat, maka
ia akan menjawab, mengapa harus sholat ?bukankah sejak zaman azali dia
sudah ditetapkan takdirnya ? bila telah ditetapkan sebagai seorang yang
beruntung,tentu ia akan masuk surga walaupun tidak shalat, sebaliknya
apabila ia telah ditetapkan sebagai orang yang celaka maka ia akan masuk
neraka walaupun mendirikan shalat.ini jalan yang salah.
Sayri’at
adalah peraturan Allah yang telah ditetapkan melalui wahyu, berupa
perintah dan larangan.Thariqat pelaksanaan dari peraturan hukum Allah (
syari’at).sedangkan Haqiqat adalah menyelami dan mendalami apa yang
tersirat dan tersurat dalam syari’at, sebagai tugas menjalankan
firmanNYA
Kedudukan tiga jalan menuju Allah tersebut dijelaskan oleh syeikh Ibn Muhammad syatha;dalam syair hikmahnya :Ibarat Bahtera itulah Syariat
Ibarat samudera itulah tharikqat
Ibarat mutiara itulah haqiqat
Syari’at ibarat kapal / bahtera, sebagai instrument, Tarekat ibarat lautan sebagai wadah yang mengantar tujuan.Haqiqat ibarat mutiara yang sangat berharga dan banyak mafaatnya.
Untuk
memperoleh mutiara haqiqat, manusia harus mengarungi lautan /samudra
yang sangat luas dangan ombak dan gelombang yang dahsyat.Sedangkan untuk
mengarungi lautan itu,tidak ada jalan lain kecuali dengan kapal.
Rumi dengan indah memberikan deskripsi ketiga hal tersebut sabagai berikut :Syari’at ibarat pelita;ia menerangi jalan,tanpa pelita kalian tak dapat berjalan, ketika sedang menapaki jalan kalian sedang menempuh tarekat, dan ketika telah sampai pada tujuan itulah hakekat.
1.SYARI”AT
Didlam
eksiklopedi tasawuf disebutkan bahwa syari’at merupakan salah satu tahap
praktek bagi calon sufi.keempat tahap lainya itu: syari’ah ( hukum
keagamaan eksoterik ) tariqah (jalan mistik),haqiqah (kebenaran) dan
ma’rifah ( pengetahuan ).
Syarat
pertama adalah mengambil dan mengikuti syari’at;hukum Allah untuk
kehidupan manusia,yang pada waktunya akan membawa seseorang ke sirat al
mustaqim (yaitu jalan agama yang lurus.Jalan ini membawa sesorang ke
dalam hakekat ( kebenaran akhir yang tak terbantahkan dan mutlak tentang
seluruh eksistensinya ).
Syari’at
dari akar kata syara’a yang berarti jalan.ia adalah jalan yang
benar,sebuah rute perjalanan baik dan dapat ditempuh oleh
siapapun.Sebagian besar sufi memahami syari’at dalam pengertian yang
luas; mencakup ilmu dan seluruh ajaran islam.Syari’at bukan hanya
sekumpulan kode atau peraturan yang mengatur tindak lahiri.Ia juga
menjelaskan tentang keimanan, tauhid, cinta
,syukur,sabar,ibadah,zikir,jihad takwa.dan ihsan serta menunjukkan
bagaimana mewujudkan realitas tersebut.semua doktrin sufi,secara
implicit dan /atau ekplisit lahir dari sini.Syeikh Ahmad Sirhindi
mengemukakan ; di dalam syari’at terkandung tiga hal yaitu :
pengetahuan(ilmu),praktik ( amal)dan ikhlas.artinya meyakini kebenaran
syari’at dan melaksanakan perintah perintahNYA dengan tulus dan ikhlas
demi mendapatkan keridloan Illahi
Syari’at
berisi ajaran moral dan etika yang menjadi dasar tasawuf.Syari’at
memberi petunjuk kepada setiap orang untuk hidup secara tepat didunia
ini.Mencoba menjalankan tasawuf tanpa mengikuti syari’at bagaikan
membangun rumah berfondasi pasir.Tanpa dibangun kehidupan teratur yang
dibangun dari prinsip moral dan etika yang kuat maka tidak ada
mistisisme yang dapat berkembang.Kebutuhan terhadap syari’at sering
diibaratkan dengan perahu nabi nuh yang harus dibangun dengan papan dan
pasak.papan adalah ilmu dan pasak adalah amal.Tanpa perahu seseorang
akan tenggelam dalam lautan keserbabendaan,sebagaimana putra nabi nuh
yang menolak hukum yang dibawa ayahnya, karena itu didalam tasawuf
syari’at sering dilihat sebagi bagian dari lipat tiga : syari’at, adalah
jalan utama,yang cabangnya adalah jalan yang lebih sulit ( Tariqah)
yang mengarah ke kebenaran ( haqiqah)
Dasar
pokok ilmu syari’at adalah wahyu Allah yang tertulis jelas dalam
Al-Qur’an dan sunah nabi Muhammad saw.ibadah mahdzah dan ghairu mahdzah
serta ibadah muamalah tercantum denga jelas dalam ilmu syari’at.
Siappun
tidak boleh menganggap dirinya terlepas dari syari’at,walaupun ulama
sufi besar dan piawi, atau wali sekalipun.Orang yang menganggap dirinya
tidak memerlukan syari’at untuk mencapai tarikah sangat sesat dan
meneyesatkan..Karena syari’at itu seluruhnya bermuatan ibadah dan
muamalah, maka menjadi satu paduan dengan thariqat dan haqiqat.Ibadah
seperti itu tidak gugur kewajibanya, walaupun seorang telah mencapai
tingkat wali..Bahkan ibadah syari’atnya wajib melebihi tingkat ibadah
manusia biasa.Sebagaimana dicontohkan rosulullah saw,ketika mendirikan
sholat dengan penuh kekhusukan dan begitu lama berdiri,ruku’dan
sujudnya,sehingga dua kakinya bengkak karena dikerjakan dengan penuh
kecintaan dan ketulusan.
Ketika
nabi ditanya berkaitan dengan ibadahnya yang begitu hebat dan sungguh
sungguh beliau menjawab : “Mengapa saya tidak menjadi hamaba yang
bersyukur ?”Karena ibadah itu termasuk salah satu cara untuk mensukuri
nikmat ALLah dan semua anugerahnya.Maka para sufiyah atau waliyullah
tetap berkewajiban melaksankan ibadah syari’at yang ditaklifkan kepada
setiap muslim dan muslimat..
Oleh
karena itu wajib bagi penempuh jalan ruhani dan para penuntut ilmu ilmu
islam secara intensive mempelajari ilmu syari’at.Sebab semua ilmu yang
berkaitan erat dengan kehidupan dunia dan akhirat tergantung erat kepada
ilmu syari’at. Ilmu tasawuf dengan pendekatan kebatinan ( ruhaniyah )
tetap tergantung erat dengan syari’at.Tanpa syari’at semua ilmu
ruhaniyah tak ada artinya.
Hati
para sufiah akan bersinar cemerlang dalam menempuh kehidupan ruhaniyah
yang tinggi, haya akan diperoleh dengan ilmu syari’at. Demikian juga
kemaksiatan batin dan pencegahanya yang sudah tercantum dari teladan
nabi saw,semua tercantum dalam ilmu syari’at.
Ilmu
tasawuf adalah bagian dari akhlaq mahmudah, hanya akan diperoleh dari
uswah hasanahya nabi Muhammad saw.Cahaya yang bersinar dari kehidupan
nabi muhammad saw adalah pokok dasar dari pengembangan ilmu tasawuf atau
dasar pribadi bagi para penuntut ilmu tasawuf.Menurut nabi Muhammad saw
hati adalah ukuran pertama penuntut ilmu tasawuf.dengan kesucian hati
dan ketulusannya melahirkan akhlaq mahmudah dan mencegah akhlaq
mazmumah,seperti yang diajarkan dalam sunah nabi Muhammad saw,sebagian
dari ilmu syari’at. Dengan pengertian lain, hati manusia shufiyah itu
akan ditempati oleh tariqat yang berdasarkan syari’at.
2.TAREKAT
Tarekat
menurut bahasa berasal dari kata arab TARIQAH ( jama’:taruq atau tara’iq
) yang bararti jalan atau metode atau aliran (madzab).Tarekat adalah
jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan tujuan sampai ( wusul)
kapada NYA.Tarekat merupakan metode yang harus ditempuh seorang sufi
dengan aturan aturan teretentu, dengan petunjuk guru atau mursid tarekat
masing masing,agar berada sedekat mungkin dengan ALLAH swt.Ahli taswuf
mengaitkan istilah tarekat dengan firmanNYA :”Dan bahwasanya apabila
mereka tetap berdiri pada jalan (tariqah) yang benar niscaya akan kami
turunnkan ( hikmah)seperti hujan yang deras dari langit. (AL-Jin/72:16).
Pemikiran
yang mendasari tasawuf adalah karena Allah merupakan zat yang maha
suci,maka yang suci itu tidak akan dapat didekati kecuali dengan sesuatu
yang suci.Dalam mendekatkan diri kepada Allah, para sufi biasanya
melalui tahapan tahapan spiritual ( maqomat).masing masing sufi menempuh
tahapan spiritual yang berbeda beda,berdasarkan pengalaman ruhani yang
berbeda pula. menurut AL Gazali langkah langkah yang harus ditempuh
untuk mencapai kejernihan hati ( tazkiyah al nafs ) adalah :Takhalli
yaitu pengosongan hati dari selain Allah, Tahalli :yaitu mengisi hati
dengan zikir kepada Allah dan sifat sifat terpuji, dan Tajalli ;
yaitu;memperoleh hakekat dan penampakan Tuhan.
Metoda
yang digunakan para suifi untuk mendekatkan diri kepada Allah berbeda
beda,, sebagian mereka melalui cara selalu dalam keadaan zikir kepada
Allah ( mulzamah al-dzikr), selalu melatih diri (riyadoh ),selalu
bersunguhsungguh untuk membersihkan hati dari sifat sifat tercela dan
hawa nafsu (mujahadah),sebagian yang lain melalui metoda tujuh yaitu;
memperingati diri(musyaratah),mengawasidiri(muraqabah),intropeksi
(muhasabah),menghukum diri (mu’raqabah ) kesungguhan lahir batin
(mujahadah ),menyesali diri (mu’atabah) dan pembukaan hijab ( mukhasafah
).Serentak dengan itu mereka melintasi tingkatan tingkatan (maqamat)
antara lain tobat, sabar,ridla,zuhud, muhatabah, dan ma’rifah.
Menurut
syeikh Ajiba al hasani ; tarekat berarti bertujuan membereskan hati
membereskan hati dengan tiga hal : ikhlas, jujur dan tenang (
tuma’ninah) atau bisa dikatakan membereskan hati dengan cara
mengosongkannya dari kotoran kotoran jiwa dan menghiasinya dengan
keutamakan.
Suatu
ketika syeikh Baha’ al Din al naqsyabandi ditanya :apa tujuan tariqah
?,beliau menjawab :”tujuannya adalah mengetahui secara rinci apa yang
baru engkau ketahui secara singkat, dan untuk merasakan dalam
penglihatan apa yang telah engkau ketahui lewat penjelasan dan
argument”.Tujuan tareqah adalah memperkuat keyakinan terhadap
syari’at,menyakini kebenaranya, mematuhi jaran ajaranya dengan senang
dan spontan,mengikis kemalasan dan meniadakan penentangan atas keinginan
diri ( nafsu ).
Seluruh
kegiatan Tariqah dapatlah dikatakan mengarah pada satu tujuan ; yaitu
ma’rifat billah atau mengenal ALLAH.Ma’rifat billah adalah puncak tujuan
dari perjalanan tariqat atau ajaran tasawuf.Dengan berbagai jalan,
cara, atau metoda ,tariqah pada intinya adalah ingin menjadi orang
selalu taqarub billah, ma’rifat billah dan sekaligus ingin menjadi orang
yang dikasihi ALLAH atau yang dikenal dengan sebutan WALIYULLAH.
3.WAJIBKAH MENGIKUTI KELOMPOK TAREKAT TERTENTU
Ada
semacam keyakinan kuat dalam masyarkat kita bahwa pengamal tariqat harus
mengikuti orginasasi atau kelompok tarekat tertentu,sehingga dia dapat
disebut pengamal tariqat jika ia telah memsuki suatu organisasi tarekat
tertentu yang dibimbing seorang guru tertentu dan mempunyai tata cara
menurut ajaran organisasi tersebut.Dengan demikian ada doktrin yang baku
dan diyakini benar benar, bahwa seorang tidak bisa sampai kepada tujuan
ibadat secara hakiki sebelum menempuh atau melaksanakan ajaran
organisasi tariqoah tertentu.
Ust.Labib MZ (dalam Rahasia Ilmu Tasawuf ) perpendapat ; seorang
pengamal tariqat tidaklah harus menjadi anggota kelompok jama’h tariqoh
dalam aliran tertentu, namun seorang yang sudah melaksanakan ajaran
islam secara murni dan konsekwen sudah termasuk melaksanakan tariqat.
Semua
orang sesuai dengan profesinya dan kemampuanya dengan cara sendiri
sendiri bisa dikategorikan pengamal tariqat.Dalam hal ini tariqat yang
digariskan dalam syari’at tenytunya. Sebab tariqat yang tidak sesuai
dengan syari’at adalah sesat.Tidak ada tariqat tanpa syari’at, tidak
terwujud hakekat tanpa adanya syari’at. Seperti dikatakan syeikhZainudin
bin Ali Al Malibari :” Bahwasanya Tariqat ( jalan menuju Allah yang
ditempuh orang islamn ) adalah syari’at,tariqat, hakikat.Maka
dengarkanlah contoh contoh dari ketiga tiganya “.
Jadi
tarekat umat islam tak lain adalah syari’at islam itu sendiri.Dan umat
islam yang mengamalkan syari’atnya berarti sudah mengamalkan tareqat,tak
peduli apapun profesinhya, direktur dokter ,ulama, pengajar,kyai ,
ustaz, da’i ,pelajar, mahasiswa dan lainya.Jalan tariqah bisa ditempuh
dengan berbagi macam jalan termasuk juga orang sudah mengususkan diri
dengan memperbanyak zikir dan senantiasa bertaqarub kepada Allah,baik
lewat organisasi tariqat tertentu atau tidak ,nilainya sama hanya cara
dan bentuknya yang berlainan.
Syeikh
Zainudin bin Ali al malibary dalam “Nadhom Hidayatul Adzkiya” mengatakan
:”Dan bagi masing masing dari kaum ada sebuah jalan (tariqat,cara)dari
beberapa jalan,yang dipilihnya, maka dari jalan ini mereka
sampai.Seperti duduknya diantara manusia dalam keadaan mendidik, dan
seperti memperbanyak wirid – wirid, puasa, solat. Dan seperti berkhidmad
kepada manusia, membawa kayu bakar untuk bersedekah dengan uang yang
dihasilkannya”.
Pada akhirnya seorang muslim
tidaklah wajib mengikuti ataupun memasuki kelompok atau organisasi
tarekat teretntu,(agar sampai kepada Allah ) tetapi wajib bagi umat
islam untuk melaksanakan syari’at islam sebagi tariqat yang sah untuk
menuju kepada ALLAH, sebagai bukti perwujudan keimanan kepada Allah.
Apabila seorang muslim telah melaksanakan syari’at dengan benar dan
sesuai petunjuk sunah rosul maka berarti sudah melaksanakan tariqat yang
dilakukan oleh keksaih Allah, wliyullah.4.HAKIKAT
Dalam
eksiklopedi Tasawuf di terangkan ; Hakikat atau kebenaran adalah makna
terdalam dari praktik dan petunjuk yang ada pada syari’at dan
tarekat.Haqiqah menunjukan hakikat esensial segala sesuatu atau
kebenaran., ia adalah pengalaman langsung akan kebenaran gaib.Tanpa
pemahaman yang didasari pengalaman tersebut maka kita ditakdirkan untuk
taklit, meniru mereka yang telah mencapai tingkat HAQIQAH, seperti
laiknya sebuah mesin.Pencapaian pada tingkat haqiqah ini menegaskan dan
memperkukuhkan prkatik dua tingkat pertama.Sebelum mencapai tingkat
haqiqah, seluruh praktik merupakan bentuk peniruan .
Haqiqah (
kebenaran atau kenyataan seakar dengan kata Al haq, realty, absol
ute).Makna haqiqah (hakikat) menunjukan kebenaran esoteric yang
merupakan batas dari transendensi manusia dan teologis.Dalam pengertian
ini haqiqah merupakan unsur ketiga setelah syaria’at (hukum) yang
merupakan keyakinan eksoteris,tarikat (jalan)sebagai tahapan
esoterisme,yang ketiga ialah haqiqah yakni kebenaran esensial.
Haqiqah
adalah kemampuan seorang dalam merasakan dan melihat kehadiran Allah di
dalam syari’at .Dalam dunia sufi haqiqah diartikan sebagai aspek batin
dari syari’at,sehingga haqiqah adalah aspek yang paling penting dalam
setiap amal,inti, dan rahasia dari syari’at ; merupakan tujuan setiap
penempuh jalan menuju ALLAH ( salik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar